suaramedia.com : Organisasi Muslim Inggris Rilis Dokumen Fatwa Bom Bunuh Diri
18 JANUARI 2010 15:25
LONDON (SuaraMedia News) - Minhaj-ul-Quran, sebuah organisasi Muslim yang berbasis di London Timur sekaligus penyumbang saran bagi pemerintah Inggris dalam menangkal radikalisasi generasi muda Islam, mengeluarkan fatwa menolak bom bunuh diri dan terorisme.
Minhaj-ul-Quran akan meluncurkan sebuah dokumen berisi fatwa besok. Pada intinya, dokumen tersebut menyatakan bahwa bom bunuh diri dan terorisme merupakan tindakan yang tidak Islami.
Dokumen setebal 600 halaman tersebut ditulis oleh Dr Muhammed Tahir-ul-Qadri, seorang mantan menteri Pakistan sekaligus sahabat Benazir Bhutto. Di Pakistan, fatwa tersebut telah dikeluarkan pada bulan lalu.
Dokumen tersebut menggunakan teks-teks dari Al-Quran dan sejumlah tulisan Islami lainnya sebagai dasar argumen bahwa serangan terhadap warga yang tak bersalah adalah “sepenuhnya pelanggaran terhadap ajaran Islam dan Islam tidak mengijinkan tindakan serupa dengan alasan apa pun.” Dokumen tersebut merupakan salah satu dokumen paling detail dan paling komprehensif diantara dokumen-dokumen sejenis yang diterbitkan di Inggris.
Tahir-ul-Qadri, yang menetap di Kanada, telah menulis lebih dari 400 buku tentang hukum Islam. “Semua tindakan tersebut adalah pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia dan merupakan bentuk kekufuran dan ketidakimanan menurut hukum Islam,” kata Tahir ul-Qadri.
Kelompok Islam radikal akan menentang fatwa tersebut. Namun, banyak komunitas Muslim di Inggris yang merupakan keturunan Asia Selatan akan menyambut fatwa itu dengan baik. Sejumlah Muslim dari komunitas tersebut dilanda kebingungan tentang ajaran agama. Akibatnya, mereka dieksploitasi oleh kaum ekstrimis yang giat merekrut pelaku bom bunuh diri.
“Kelompok ekstrimis mulai mencuci otak para mahasiswa muda dari universitas-universitas Inggris dan kerap mempengaruhi mereka guna melawan integrasi di dalam masyarakat Inggris,” kata Shahid Mursaleen, juru bicara Minhaj-ul-Quran.
Fatwa tersebut akan membantu upaya perlawanan terhadap rekruitmen para Muslim muda oleh kelompok ekstrimis dan merupakan salah satu fatwa paling komprehensif sehubungan dengan topik tersebut di dalam sejarah Islam, imbuh Mursaleen.
Inayat Bunglawala, mantan juru bicara Dewan Muslim Inggris, menyambut gembira fatwa tersebut. Bunglawala juga merupakan pendiri Muslim4UK, sebuah kelompok Muslim baru yang bertujuan menangkal pesan-pesan radikal dari kelompok-kelompok ekstrimis, misalnya Islam4K yang baru-baru ini dilarang.
“Ini akan mendukung pandangan banyak sarjana Islam secara internasional bahwa terorisme dan bunuh diri tidak dapat diterima di dalam Islam,” kata Bunglawala. “Ini merupakan sebuah inisiatif positif. Segala sesuatu yang dapat membantu generasi muda untuk menjauh dari kekerasan dan dari hal yang mendorong terjadinya kekerasan haruslah disambut baik,” tandasnya.
Pada Desember tahun lalu, para pemimpin Muslim AS juga memperbarui upaya mereka menyusul penahanan lima Muslim Amerika dari Pakistan karena diduga berusaha bergabung dengan kelompok radikal melalui internet.
Ini adalah saat yang menegangkan bagi para pemimpin Muslim, menyusul penangkapan di Pakistan terhadap lima pemuda AS dari komunitas tetangga. Para pemuda itu ditahan atas kecurigaan memiliki hubungan dengan kelompok radikal.
“Senang karena saya merasa orangtua dan komunitas telah mengambil tindakan yang tepat namun sedih karena anggota komunitas Muslim, para pemuda yang mungkin beberapa kali berpapasan dengan saya, terjerumus ke dalam ideologi yang salah,” ujar Sajjad Ahmad, koordinator liga olahraga di Adams Center.
Imam Johari Abdul Malik adalah seorang pemimpin Muslim di area Washington. Ia mengatakan bahwa generasi muda Muslim seringkali bingung oleh gambar-gambar internet dari saudara seiman mereka yang terbunuh dalam konflik, dan bahwa salah satu tantangan terbesar komunitasnya adalah membantu mereka menterjemahkan peristiwa terkini.
“Kami telah melindungi mereka dari kejahatan terestrial semua pengaruh buruk dalam lingkungan mereka. Namun kami tidak melindungi mereka dari sesuatu yang ada dalam diri mereka sendiri yang terhubung melalui internet,” ujar Johari. “Itu adalah tingkat berikutnya dari perjuangan kami melawan apa yang saya sebut sebagai musuh.”
Comments